RSS
Gallery

Kelompok Kampungan – Mencari Tuhan (1980)

28 Aug

Kelompok Kampungan merupakan grup band yang pernah kesohor nyentrik pada zamannya akhir 1970-an sampai awal 1980-an, terutama karena cara, gaya dan genre bermusik yang dipandang lain daripada yang lain kala itu. Selain dengan peralatan musik legacy (gitar, biola, cello, perkusi, kendang, gong, dsb), mereka juga mengiringi lagu-lagunya dengan aneka ragam peralatan yang bisa dibunyikan seperti metal, kayu, gelas, plastik.

Dasar Pemikiran Musik

Pernah disuatu pagi disebuah kampung dekat pantai Selatan, ombak menderu-deru dan menghentak-hentak bagai suara gendang ditabuh, deru angin menggesek pepohonan bagai gesekan biola berduet dengan cello, suara serangga dari bebukitan seperti bunyi alat-alat kecil perkusi terbuat dari besi dan kayu, suara ayam-ayam jantan berkokok bersahut-sahutan seperti suara bass yang sesekali muncul, burung-burung berkicau di udara seperti melodi yang bersahut-sahutan, semuanya menjadi satu keseluruhan, begitu harmoni terdengar ditelinga.

Suasana ini begitu kuat mencekam indera pendengaran sehingga seakan-akan indera lainnya seperti tak ada. Dalam keadaan asyik mendengar ini tiba-tiba terlintas dalam benak suatu kesadaran bahwa semua bentuk musik itu berasal dari bunyi, jadi dengan alat apapun asal bisa menimbulkan bunyi dapat menjadi musik, tergantung dari selera, ingin memakai alat-alat yang berasal dari jenis besi, kulit, logam, kayu, yang ditiup atau ditabuh, atau digenjreng dlsb.

Disamping memposisikan diri sebagai penyaksi,Kelompok Kampungan pun menempatkan aura berkeseniannya sebagai penggugat.

Kelompok Kampungan
Apabila pemuda pemuda kampung berkumpul dan mencoba berkreasi dalam bidang kesenian bisa jadi keseniannya menjadi Kampungan.
Kampungan lahir dari orang orang kota yang mengartikan Kampungan sebagai ungkapan dari ketidaksiapan, lugu, bodoh, kurang ajar, disharmonis dan masih banyak lagi.
Kelompok ini bernama Kampungan karena bagaimanapun juga kami berasal dari kampung, kesenian kami bertolak dari spontanitas dalam menanggapi situasi yang mengelilingi dan melibatkan kami dalam permasalahan hidup sehari-hari
Permasalah hidup yang menantang adalah masalah kebudayaan, masalah pergaulan antar manusia, masalah ekonomi, masalah sosial politik, ilmu pengetahuan yang kami serap semampu kami. Musik sebagai letusan pengalaman, lahir begitu saja dan menjadi tanggung jawab kami.
Kami tidak berpretensi menggali musik tradisi ini dan itu, mencipta musik yang berkepribadian nasional, tapi yang jelas Kelompok Kampungan mencoba bikin musik berjiwa Kampungan, artinya kami siap dalam ketaksiapan, memanfaatkan peralatan yang bisa dijangkau, mempertanyakan keadaan sekarang dan masa depan. Lirik kami tidak manis manis, tinggi tinggi, seadanya saja.
Usaha usaha ini terus dalam penyempurnaan, saran serta kritik dari anda anda, sungguh akan semakin menambah perbendaharaan pengetahuan kami.

                                                                                                     Salam
Bram Makahekum

Personil :
Bram Makahekum : Vokal Utama, Guitar
Edi Murtono : Kendang Jawa, Rabana
Agus Murtono : Biola Utama, Gambang Bali, Kabassa
Rudra Setiabudi : Flute, Oboe, Kempul, Guitar 6-12 Senar, Labu Gong Jawa.
Agus Salim : Cello, Bonang, Kenong
Kelik : Guitar Melodi Akustik, Kentongan
Joko Surendro : Demung, Guitar, Saron, Biola II
Areng Widodo : Bass Listrik, Kentongan
Dody Precil : Vokal II, Ecek ecek, Vokal III, Kentongan Tambourin.
Innisisrie : Bedug Bali, Kendang Cinta, Goudang Batak Temple Block, Cabasa, Tambourin, Tri Anggle Symbals, Tom- Tom, Snare Drums, Gong Cina Bell, Tree, Put Put Kereta Api.
Bujel : Flute, Gong Jawa
Sutradara Musik : Agus Murtono
Penata Sound : Mas Toni
Andy
Herman
Annes
dibantu oleh Rick Warsiman
Photo dan Gambar : Hardi
Gamelan : Nyai Pilis
Studio Rekaman : Gelora Seni Jakarta
Produksi : AKURAMA RECORDS

Side A :

1. Bung Karno
2. Ratna
3. Mereka Mencari Tuhan
4. Catatan Perjalanan

Side B :
1. Hidup Ini Seperti Drama
2. Berkata Indonesia Dari Yogyakarta
3. Wanita
4. Terlepas Dari Frustasi
5. Aku Mendengar Suara

 

Leave a comment